Senin, 23 Februari 2009

berburu RC

Berburu Mobil RC Seludupan di Medan

Medan - Halaman parkir Taman Makam Pahlawan Medan di Jalan Sisingamangaraja, Medan berubah jadi pasar dadakan. Tempat yang sebelumnya terkesan rapi dan sepi itu, tiba-tiba saja semrawut sejak awal tahun lalu. Di sini bisa ditemukan berbagai jenis mobil mainan remote control (mobil RC). Sebut saja seperti sedan Peugeot 4 dan 6 speed dengan seri terbaru, Formula 1 dengan 4 speed yang khusus digunakan di sirkuit balapan, big foot hingga sedan Baby Benz 2 – 4 pintu hinga yang terbuka.
Para “pembalap” biasanya mencari jenis mobil balapan yang tahan saat bertubrukan. Mereka selalu mencari mobil yang casing-nya bisa diganti. Selain itu, permintaan terbanyak adalah untuk jenis cyclone model tamiya. Jenis ini paling laku di pasar karena tahan di pasir, tanah, rumput maupun aspal. Dan jenis mobil yang dijual di sini menggunakan baterei yang bisa di isi ulang.
Saat ini, tak kurang dari 50 pedagang mobil mainan menjajakan mobil RC yang sebagian besar buatan Republik Rakyat China. Mereka menawarkan berbagai jenis mobil RC itu dengan harga yang sangat miring dari harga yang dijual di toko ataupun plaza. Bayangkan, harganya bisa miring sampai lebih dari Rp 30 ribu untuk berbagai jenis mobil mainan. Mulai dari jenis mobil formula, big foot hingga sedan terbuka dan standart. Semua dijajakan dengan harga miring, yakni antara Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu per satu jenis mobil RC. Itupun masih bisa turun bila pembeli pandai menawarnya.
Yoki Kurniawan (22), seorang penggemar mobil RC di Medan, mengaku kalau kualitas mobil-mobil mainan yang dijajakan di tempat itu tak kalah dari buatan Jepang. Itu sebabnya ia telah membeli beberapa jenis mobil di lokasi ini.
”Aku memang senang dengan permainan ini. Kualitasnya nggak jauh beda dengan buatan Jepang. Lagipula harganya terjangkau, beda dengan mobil buatan Jepang yang harganya keliwat mahal,” kata Yoki kepada SH yang saat itu tengah memilih beberapa mobil mainan jenis formula 1 dengan 4 speed.
”Sebenarnya aku sudah punya yang jenis sedan, rangers dan formula 1 jenis Mc Laren. Tapi aku mau cari yang jenis Formula 1 lain. Sebab mobil jenis ini kencang dan modelnya asyik diajak buat balapan di sirkuit. Dan kalau dihitung, aku sudah membeli tiga jenis mobil RC dari sini,” ujar Yoki yang mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta ini lagi.

Banyak Peminat
Murahnya harga mainan mobil RC itu membuat para maniak mobil mainan menggunakan remote control berjubel memilih berbagai jenis mobil. Tenda-tenda tempat dagangan yang didirikan dan berbagai jenis kenderaan roda dua maupun empat yang diparkir di depannya menutupi ratusan makam yang berada di dalam kompleks pemakaman.
Pasarnya pun tak hanya berasal dari Medan, tapi juga banyak yang berasal dari Jakarta, Bandung dan Banda Aceh. Bahkan permintaan barangpun sampai ke daerah kabupaten/kota lain seperti Tanah Karo, Langkat, Pematang Siantar dan lain sebagainya.
Menurut Bona Br.Tobing (49), salah seorang pedagang mobile RC di sana, sejak berdagang dengan modal Rp 5 juta, dalam seminggu saja modalnya sudah kembali. “Cuma setelah digusur oleh Kota Praja, keuntungan mulai tak jelas. Sebab pembeli yang dari luar kota jarang melihat kami di sebelah sini,” ujar perempuan yang mengaku tinggal di Asrama Polisi Teladan Medan tersebut.
Hal serupa juga diungkapkan pedagang lain, Bobby (27) warga Jl.HM Jhoni. Dulu, setiap hari ia bisa menjual antara 8 – 10 mobil dengan nilai keuntungan antara Rp 3 juta – Rp 4 juta/hari. “Tapi sejak kami digusur dari halaman parkir, keuntungan menipis, bang. Sekarang tak jelaslah sudah. Paling bisa untung antara Rp 300 ribu – Rp 400 ribu. Dan itu udah besar kali,” kata Bobby yang mengaku pernah berdagang pakaian bekas selama 7 tahun di Medan kepada SH.
Sampai akhirnya pertengahan September lalu, para pedagang mocil RC dadakan itu digusur oleh petugas Kota Praja Medan. Mereka dilarang berjualan di halaman parkir Taman Makam Pahlawan yang sejajar dengan Jalan Sisingamangaraja, yang merupakan jalan protokol menuju ke jalan lintas Sumatra.
Mereka hanya diperbolehkan berjualan di jalan HM Joni Medan yang merupakan sisi timur tembok kompleks pekuburan tersebut. Itupun hanya di sisi jalan sepanjang sekitar 25 meter dari perempatan Jalan Sisingamangaraja – Jalan HM Joni.
Dan kini hanya tinggal tak kurang dari 10 orang saja yang bertahan dari 50 pedagang sebelumnya yang berdagang di kawasan ini. Selebihnya telah berpencar di berbagai sudut kota Medan.
“Kalau kita jualan di sini, pembeli yang berasal dari luar kota tak melihat. Tapi waktu di depan, mereka bisa melihat dengan jelas. Begitu mereka tahu kita jualan mobil RC, langsung berhenti. Tawar menawar, harga pas, ya jalan lagi,” tambah Bobby mantan mahasiswa Fakultas Pertanian UISU angkatan 1995 ini.
Dengan demikian, tak heran bila kini harga mobil mainan jenis RC turun drastis. Rata- rata kini berharga Rp 100 ribu – Rp 260 ribu. “Kami sekarang cuma bisa ambil untung sekitar Rp 10 ribu saja per unit,” kata Bobby.

Seludupan
Mobil-mobil RC yang dijual di kawasan ini memang buatan Republik Rakyat China. Lalu dikirim ke Malaysia. Di Malaysia, distributor terbesarnya adalah Penn Mart Toys (M) Sdn Bhd. Dari sinilah kemudian diduga dikirim ke Indonesia melalui pintu masuk secara illegal lewat Tanjung Balai dan Dumai. Dan diduga jaringan distribusi pedagang pakaian impor bekas banyak menggunakan kesempatan tersebut untuk mengalihkan jenis dagangannya.
Menurut sumber SH dari Tanjung Balai dan Dumai, mainan mobil RC tersebut kemudian dikirim ke berbagai tempat dan di sebar ke para pedagang pengecer. Hebatnya lagi, mereka jarang berurusan dengan pihak berwajib.
Memang, polisi pernah membongkar penyelundupan barang-barang mainan di Tanjung Balai ke Medan dan kini barang buktinya masih ditahan di Poldasu. Hanya saja,hal itu tak pernah membuat jera para penyelundup dan pedagang pengecer yang menjualnya. Untung besar di depan mata mengalahkan ancaman penjara bila ketangkap polisi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar